Sebab Akibat bila Punahnya Lebah dari Muka Bumi

Lebah madu telah di kenal oleh manusia sejak zaman budaya-budaya kuno beberapa ribu tahun yang lalu

Al Qur'an menempatkan secara istimewa lebah madu menjadi sebuah judul yaitu An Nahl (Lebah Madu). Dalam salah satu ayatnya (Surah An Nahl ayat 68-69 tertulis: Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu dan di tempat-tempat yang dibuat oleh manusia. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah di mudahkan. Kemudian dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang berpikir.

Source : http://www.dispatchtimes.com/
Apa yang akan terjadi jika lebah madu punah? Ilmuwan Albert Einstein pernah mengatakan hal yang membuat masyarakat sangat terkejut. Katanya, Jika lebah menghilang dari permukan bumi, manusia hanya punya kesempatan hidup selama empat tahun setelah lebah itu punah. Saat itu memang banyak yang kurang yakin dengan teori Einstein itu.

Namun pernyataan Einstein tersebut terbukti benar. Setelah diteliti lebih lanjut ternyata Kepunahan lebah madu akan mengancam keamanan pangan dunia. Hampir sepertiga hasil pertanian dunia bergantung pada penyerbukan hewan, sebagian besar berada di tangan lebah madu. Makanan yang dihasilkan dari penyerbukan tersebut menghasilkan mineral, vitamin dan anti oksidan bagi tubuh manusia, Jadi tidak terbayangkan bagaimana jika lebah tidak melakukan penyerbukan. Akan banyak sekali manusia yang kekurangan nutrisi. Dan tidak akan ada buah, sayur, kacang, dan bunga yang tumbuh dengan baik.


Lebah Menghilang
Source : https://thecalloftheland.files.wordpress.com/
Tahun 2006, publik di Eropa dan Amerika Serikat dihebohkan laporan The Daily Telegraph tentang colony collapse disorder (CCD). Bank agribisnis, Rabobank, menyatakan, koloni lebah yang gagal bertahan pada musim dingin tahun 2011 di AS naik 30-35 persen dari 10 persen. Hal yang sama terjadi di Amerika Latin.

Di Jerman, Asosiasi Peternak Lebah menyatakan, populasi lebah menurun sampai 25 persen. Di beberapa wilayah, lebah bahkan menghilang tanpa bekas. Mereka menduga ada sejenis racun yang menghancurkan koloni-koloni lebah, selain meluasnya penggunaan benih transgenik yang melemahkan sistem tubuh lebah dan membunuhnya.

Profesor Keith S Delaplane dari Departemen Entomologi University of Georgia, Athens, AS, dalam artikelnya, ”On Einstein, Bees and Survival of Human Race” (2010), menulis bahwa hancurnya koloni lebah tak hanya menjadi keprihatinan peternak lebah. Hal terpenting bukan madu, melainkan penyerbukan, dan terkait pasokan pangan.

Meskipun demikian, pernyataan Einstein tetap dianggap berlebihan. Bukankah tanaman pangan seperti jagung, gandum, dan padi diserbuki oleh angin? Benarkah kehidupan manusia bergantung pada lebah?

Produk karbohidrat seperti jagung, gandum, dan padi adalah bahan pangan penting, tetapi manusia butuh keragaman makanan.

Entomologis SE McGregor dalam Insect Pollination of Cultivated Crops Plants (1976) menyatakan, ”Sepertiga dari makanan kita, langsung atau tak langsung, bergantung pada produk dari tanaman yang diserbuki serangga. Lebah madu berperan atas tiap kunyahan ketiga dari makanan yang kita kunyah.”


Sebab Punahnya Lebah

Lebah Bisa Alami Resika Kepunahan akibat Bahan Kimia

LONDON - Penelitian terbaru dari University of Reading yang berbasis di Inggris mengungkapkan, penggunaan pestisida atau bahan kimia untuk mengendalikan hama mengalami kenaikan sebesar 6,5 persen diantara 2005 dan 2012. Dengan kenaikan tersebut, mampu mengancam kelangsungan hidup lebah yang berujung pada kepunahan.

Dilansir Phys, Jumat (25/5/2012), studi ini melibatkan para ahli lebah di University of Reading sebagai bagian dari kampanye amal mengenai lingkungan, The Bee Cause. Selain kenaikan secara keseluruhan dalam penggunaan pestisida, laporan tersebut juga mengungkapkan peningkatan pada penggunaan insektisida yang mempengaruhi penyerbukan tanaman.

Tidak hanya itu, studi ini juga menunjukkan penggunaan herbisida (bahan kimia untuk memberantas tumbuhan parasit) yang mampu memberikan dampat buruk terkait dengan rusaknya sumber makanan penting untuk lebah.

Serangga yang dikenal hidup berkelompok ini berperan penting untuk pasokan makanan serta ekonomi di Inggris. Namun beberapa spesies tampaknya telah mengalami penurunan populasi secara dramatis dalam beberapa tahun terakhir.

Laporan juga menemukan bahwa terdapat dua spesies lebah Inggris yang telah punah. Jumlah lebah ini mengalami penurunan di lebih dari setengah area yang ilmuwan teliti dan koloni lebah madu juga kabarnya turun 53 persen diantara 1985 dan 2005.

"Ini adalah masalah besar yang memerlukan usaha (perhatian) dari pemerintah nasional maupun lokal, bisnis serta individu," ujar Professor of Biodiversity and Ecosystem Services, Simon Potts.

Dari Wikipedia diterangkan, lebah merupakan sekelompok besar serangga yang dikenal karena hidupnya berkelompok meskipun sebenarnya tidak semua lebah bersifat demikian. Semua lebah masuk dalam suku atau familia Apidae (ordo Hymenoptera: serangga bersayap selaput).

Lebah mempunyai tiga pasang kaki dan dua pasang sayap. Lebah membuat sarangnya di atas bukit, di pohon kayu dan pada atap rumah.

Sarangnya dibangun dari propolis (perekat dari getah pohon) yang diproduksi oleh kelenjar-kelelenjar lebah betina yang masih muda. Lebah memakan nektar bunga dan serbuk sari.

Ponsel yang Terus Berkembang Menyebabkan Punahnya Lebah

Kemajuan Teknologi seringkali berdampak buruk pada lingkungan, walaupun manusia telah berusaha untuk menciptakan teknologi yang ramah lingkungan, tetapi efek negatifnya malah sering muncul dari hal-hal yang mungkin tak terduga, salah satunya adalah berikut ini.

Lebah dan ponsel kedengarannya memang tidak berhubungan, namun ada dugaan radiasi yang ditimbulkan sinyal ponsel menjadi penyebab turunnya populasi lebah saat ini. Seperti dikutip harian Inggris Independent, tanda-tanda kepunahan lebah telah terlihat di berbagai kawasan di eropa, seperti Jerman, Spanyol, Yunani, dan juga Inggris. Sebelumnya, penurunan drastis populasi lebah telah terjadi di Amerika Serikat, dengan menghilangnya 60% populasi di kawasan pantai barat dan 70% di kawasan pantai timur.

Fenomena ini dikenal dengan nama Colony Collapse Disorder atau (CCD). CCD terjadi ketika para lebah pekerja tiba-tiba menghilang, meninggalkan ratu lebah, telur dan lebah yang masih kecil mati terlantar disarangnya. Ada banyak dugaan mengapa mereka tidak kembali ke sarangnya, dan salah satu teori yang belakangan mengemuka adalah radiasi ponsel mengganggu sistem navigasi lebah, mengakibatkan mereka kebingungan dan tidak dapat kembali kesarangnya. Beberapa peneliti membenarkan dugaan tersebut. 

Penelitian awal di Landau University Inggris memperlihatkan lebah pekerja tidak dapat kembali kesarangnya ketika ada ponsel di dekat sarang tersebut. Hal ini sejalan dengan penelitian di Jerman yang menyimpulkan lebah berubah perilaku ketika berada di dekat kawat listrik. Jika ditarik lebih jauh, punahnya lebah bisa berefek serius pada kehidupan mahluk hidup di muka bumi. Karena lebah dibutuhkan mayoritas tumbuhan untuk membantu proses penyerbukan. jika lebah tidak ada, maka proses penyerbukan menjadi terganggu, dan seluruh rantai kehidupan menjadi terancam. Bahkan Albert Einstein pernah mengatakan : "Jika lebah punah, manusia cuma bisa bertahan hidup selama 4 tahun saja". Jadi, apakah ponsel akan mengakibatkan punahnya kehidupan di muka bumi?

"Manusia mempunyai sikap serakah yang sudah lekat sejak lahir, mereka tidak pernah merasa puas terhadap apa yang mereka capai saat itu, teknologi terus dikembangkan, penggunaan bahan kimia terus menjadi faktor utama dalam meraih sesuatu tanpa menyadari akibat dari penggunaaanya. Memang kita manusia yang serakah, tapi kita manusia yang tidak bisa hidup dengan sendirinya kita masih dan akan selalu butuh kepada alam ini. Jadi, kita sebagai manusia harus ikut serta dalam upaya mempertahan ekosistem. Banyak orang yang mencitai alam, mahasiswa pencinta alam atau apalah, tapi mereka tidak sadar bahwa mereka juga ikut serta dalam merusak alam ini." 


"Manusia tidak akan pernah bisa mencintai alam ini, mereka hanya akan hidup berdampingan dengan alam ini." -MRH


Sumber : 
http://todojishikari.blogspot.com/
http://sains.kompas.com/
http://ijonknathan.blogspot.com/
http://techno.okezone.com/

Syd Barret : Sang Berlian Sinting yang Bersinar

syd barrett @ rock & roll magz #1

Hari itu, tanggal 5 Juni 1975, para personil Pink Floyd – Roger Waters [bass], David Gilmour [gitar], Richard Wright [keyboard], dan Nick Mason [drum] – sedang menjalani sesi rekaman mini album “Wish You Were Here” di studio Abbey Road London. Mereka dikabarkan cukup serius menyiapkan EP ini paska kesuksesan album “Dark Side of The Moon”, yang dirilis dua tahun sebelumnya. Meski secara konseptual, Roger Waters dkk mengaku ini bakal menjadi album biasa yang penuh dengan ungkapan rindu.

Tepat ketika merekam lagu “Shine On You Crazy Diamond”, ada sosok pria misterius yang terus menatap ke arah ruang studio dan menonton kegiatan rekaman personil Pink Floyd di dalam situ. Tubuhnya gemuk, dan sedikit tidak terurus. Nyaris tanpa sehelai rambut pun di kepala dan bulu di alisnya. Rogers Waters dkk tidak mengenalinya. Mereka bersikap acuh dan terus melanjutkan sesi rekaman lagu itu,

“Remember when you were young, You shone like the sun, Shine on you crazy diamond. Now there’s a look in your eyes, Like black holes in the sky, Shine on you crazy diamond…”

Sesaat kemudian, pria gemuk yang sedari tadi hanya duduk dan diam itu mulai dikenali identitasnya. Bahkan pria tersebut yang dimaksud ‘crazy diamond’ dalam lirik lagu tadi. Sontak semua personil dan kru Pink Floyd diguncang perasaan shock yang dahsyat. Suasana di studio itu sempat hening seketika. Roger Waters, orang yang dulunya sangat dekat dengan pria tersebut langsung menangis saat itu juga. Tentu saja tidak ada yang bisa tenang begitu tahu kalau sosok pria gemuk itu adalah…Syd Barrett!


“Itu adalah suatu momen istimewa yang tidak akan pernah saya lupakan,” ujar Richard Wright dalam sebuah wawancaranya dengan VH1. “Saya sedang menuju ke sesi rekaman ‘Shine On’. Saat saya masuk ke sana, saya melihat seorang pria duduk di bagian belakang studio. Jaraknya sangat dekat, namun saya tidak bisa mengenalinya. Saya lalu iseng bertanya ‘Siapa orang itu?’, kemudian ada menjawab ‘Itu adalah Syd’, dan saya langsung terkejut seketika. Saya gak percaya, dia telah mencukur semua rambut dan alisnya. Roger sedang menangis saat itu. Kita semua rasanya menitikkan air mata seketika. Ini sangat mengejutkan. Tujuh tahun kita tidak ada kontak, dan ini terjadi tepat di saat kami sedang menyelesaikan track tersebut. Saya gak tahu, apakah ini kejutan, karma atau takdir? Siapa yang tahu?… yang pasti momen itu sangat-sangat powerful!…”

“Shine On You Crazy Diamond” adalah lagu tribut yang menyimpan nada-nada bernuansa getir, puitik dan kriptikal yang memang ditujukan khusus bagi Syd Barret. Malam itu juga, Pink Floyd menyelesaikan sesi rekamannya dan memutarkan kembali hasil mixing akhir “Shine On You Crazy Diamond” di hadapan Syd Barrett. “Oke, gimana menurutmu, Syd?!” tanya Roger Waters spontan. Syd Barrett hanya menjawab singkat, “Sounds a bit old.”

Kejadian ini memang selalu saja diangkat ketika membicarakan relasi antara Syd Barrett dan Pink Floyd. Bagaimana tidak, setelah sekian lama berpisah, Syd Barrett justru hadir di saat kawan-kawan lamanya sedang merekam sebuah lagu khusus baginya. Momen ‘reuni’ seluruh personil asli Pink Floyd di hari itu langsung menjadi salah satu momen yang paling mengharukan dan dramatis di jagat musik rock dunia.

XXXXX

Syd Barrett terlahir dengan nama Roger Keith Barrett di kota Cambridge, Inggris pada tanggal 6 Januari 1946 dari pasangan keluarga kelas menengah, Arthur Barrett dan Winfred. Ayahnya adalah seorang pathologist terkenal di kota itu. Merekalah yang pertama kali mengenalkan si bungsu dari lima bersaudara itu kepada seni musik.

Hobi bermusik Barrett dimulai sejak awal tahun 60-an sebagai anggota band lokal Geoff Mutt and The Mottoes. Di usia 15 tahun, Barrett mendapat nickname ‘Syd’ yang diambil dari nama drummer jazz lokal di kotanya. Masa SMA-nya dihabiskan di Cambridge High School, tempat di mana ia mulai kenal serta berteman baik dengan dua pelajar yang juga sangat menyukai musik, Roger Waters dan David Gilmour.

Setelah lulus SMA, Barrett melanjutkan studinya di Camberwell School of Art, London, untuk mendalami ilmu seni. Sedangkan Waters belajar tehnik arsitektur di Regent Street Polytechnic, sambil mencoba mengawali bermain musik bersama rekan-rekannya. Ketika itu band bentukan Waters belumlah baku dan masih sering berganti nama seperti Sigma 6, The Tea Set, The (Screaming) Abdabs hingga The Megadeaths.

Waters sudah lama mengetahui bahwa Barrett memiliki bakat cemerlang di bidang musik. Barret memang biasa menulis lagu-lagu yang terpengaruh dari american surf music dan psychedelic rock, serta kerap bikin lirik yang berbalut humor satir dan sastra ala inggris. Melihat potensi istimewa tersebut, Waters mengajaknya untuk bergabung bersama pada tahun 1965. Barret pun setuju, dan mulai menjadi sosok penting dalam band. Bahkan ia yang merubah nama bandnya itu menjadi The Pink Floyd Sound, yang kemudian diperpendek jadi ‘Pink Floyd’ – diambil dari nama dua musisi blues Amerika, Pink Anderson dan Floyd Council.

Personil awal Pink Floyd saat itu adalah Syd Barrett (vokal/gitar), Roger Waters (bass/vokal), Richard Wright (keyboard), Bob Klose (gitar) dan Nick Mason (drum). Namun Klose hanya bergabung dalam waktu yang sangat singkat. Ia memutuskan keluar untuk menjadi fotografer dan meninggalkan pengaruh musik jazz-nya pada karya-karya awal Pink Floyd.

Di masa itu, Pink Floyd masih memainkan jenis musik seperti yang dimainkan oleh The Rolling Stones, The Yardbirds atau The Kinks. Barulah pada tahun 1966, Pink Floyd mulai menemukan formula musiknya sendiri, yang mengakar pada improvisasi rock n’ roll, jazz dan pop-rock khas british sebagaimana yang diusung The Beatles.

Pink Floyd lalu kerap tampil memarakkan panggung-panggung rock di belahan Inggris. Tercatat ada dua venue di London, UFO dan The Roundhouse, yang sering menjadi ajang pertunjukan musik rock lokal. Pink Floyd termasuk salah satu penampil yang populer di tempat itu. Sejak awal, aksi panggung mereka sudah memakai konsep tata lampu dan visualisasi yang memukau. Dalam waktu singkat Pink Floyd telah menjadi band psikedelik yang paling disegani dalam scene musik underground London.

XXXXX

Di akhir tahun 1966, Pink Floyd membentuk tim manajemen yang dikelola oleh Peter Jenner dan Andrew King. Tim ini kemudian banyak dibantu oleh Joe Boyd seorang ekspatriat asal US yang bekerja di perusahaan rekaman Elektra Records. Partisipasi Boyd bermula dari ketidaksengajaan. Suatu hari di tahun 1966, Boyd dan Jenner yang menjadi anggota organisasi London Free School sedang menyiapkan pertunjukan musik Notting Hill Carnival di London. Ketika itu Boyd kebingungan mencari band yang berkualitas dan bersedia tampil tanpa dibayar untuk acara tersebut. Jenner langsung merekomendasikan nama Pink Floyd dan meyakinkan kalau band itu pasti mau manggung di konser benefit tersebut. Apalagi Jenner berpikir Barrett dkk sedang berada di London, dan bisa jadi publikasi yang baik kalau Pink Floyd mau tampil di ajang tersebut.

Ternyata benar, Pink Floyd tampil memukau. Boyd pun terpesona akan potensi anak-anak Cambridge ini. Dia langsung membujuk Elektra Records untuk segera menawarkan kontrak rekaman bagi Pink Floyd, namun bos-nya menolak. Keputusan itu membuat Boyd kecewa, dan menjadi salah satu alasan baginya untuk berhenti bekerja dari Elektra. Boyd lalu ‘banting setir’ sebagai produser freelance, sambil terus berusaha mencari label rekaman dan kontrak yang bagus bagi Pink Floyd.

Bulan januari 1967 menjadi sesi rekaman pertama Pink Floyd untuk singel “Arnold Layne” yang diproduseri Boyd di Sound Techniques Chelsea. Singel itu lalu ditawarkan kepada label rekaman EMI dan berhasil mengantarkan Pink Floyd mendapatkan kontrak rekaman albumnya yang pertama.

Barrett yang saat itu menjadi leader Pink Floyd mulai memimpin rekan-rekannya dalam proses menggarap debut “The Piper at The Gates of Dawn”. Album tersebut berisi lirik-lirik yang puitis dan sastrawi, serta menyajikan komposisi musik yang eklektik mulai dari konsep avant-garde bernuansa space-rock seperti “Interstellar Overdrive” sampai tembang melankolik macam “Scarecrow”. Barrett yang menulis hampir semua lagu di album itu, termasuk dua singel pertama Pink Floyd yang menjadi hits, “Arnold Layne” dan “See Emily Play”.

Bagi para kritikus musik, “The Piper at The Gates of Dawn” dianggap sebagai album yang fenomenal di jamannya. Rekaman itu memiliki aransemen yang menakjubkan, beberapa justru mengatakan aneh dan memusingkan. Hingga disebut-sebut hanya album “Sgt. Pepper of Lonely Hearts Club Band” milik The Beatles yang mampu mengimbanginya.

Fakta uniknya, album “The Piper” ini direkam di studio 3 Abbey Road London, yang dalam waktu bersamaan juga ada rombongan The Beatles di studio 2, tepat di sebelahnya. John Lennon dkk dikabarkan sedang merekam track “Lovely Rita” untuk materi album “Sgt. Pepper’s Lonely Heart Club Band”.

“The Piper at The Gates of Dawn” yang dirilis di era the summer of love, tepatnya bulan Agustus 1967 itu mulai menarik perhatian publik musik di Inggris. Album ini dianggap sebagai debut yang sukses dan berhasil mencapai posisi ke-6 di UK Charts. Meski lagu-lagunya sempat ditolak untuk diputar di stasiun radio BBC, namun album ini mampu mengubah nasib Pink Floyd dari sekedar band underground lokal yang kecil menjadi calon band rock kelas dunia.

Debut album itu pun sering disebut sebagai mahakarya yang tidak hanya penting, melainkan menjadi landmark bagi musik psikedelik di jamannya. Hanya dengan satu album itu saja Barrett dkk dinilai cukup berhasil mendefinisikan konsep musik di era 60-an.

XXXXX

Selain disebut sebagai penulis lirik yang jenius dan orisinil, Barrett juga dianggap seorang gitaris yang inovatif. Gaya permainan gitarnya cukup unik dan khas. Ia termasuk pelopor dalam hal memainkan sound yang sonikal serta mengembangkan nuansa distorsi, feedback dan echo machine. Ia juga turut memasukkan layer-layer bernada noise dan ambience pada setiap komposisi musik Pink Floyd. Salah satu gaya khasnya di panggung adalah menggesekkan korek api Zippo pada fret gitar Fender Esquire-nya sehingga menimbulkan bunyi sound yang aneh dan misterius, serta jadi karakter musik Pink Floyd di masa tersebut.

Salah satu permainan gitarnya yang istimewa terdapat dalam lagu “Interstellar Overdrive”. Karya itu diyakini sebagai adaptasi kord atas karya Burt Bacharach / Hal David, “My Little Red Book” – yang dia mainkan secara eksperimental dengan struktur sound gitar yang mengawang dalam durasi hampir 10 menit.

Pengaruh musik Barrett terhadap generasi musisi di era 60-an dan seterusnya bisa dikatakan cukup kental. Paul McCartney dan Pete Townsend termasuk dua orang fans-nya sejak awal – selain Jimmy Page, David Bowie, dan Brian Eno. Pete Townsend sendiri sangat mengagumi Barret dan menyebutnya seorang (gitaris) legendaris. Pentolan band The Who itu malah pernah meyakinkan Eric Clapton untuk menyimak aksi frontman band Pink Floyd tersebut.

XXXXX

Di saat popularitas Pink Floyd sedang menanjak, kondisi mental Barrett mulai terganggu akibat konsumsi drugs (acid) yang berlebihan. Efek dari pemakaian obat-obatan jenis psikotropika (LSD) itu bikin aksi Barrett di setiap pertunjukan Pink Floyd menjadi berantakan. Tingkahnya menjadi tidak terkontrol dan susah dikendalikan. Perilakunya mulai membuat cemas rekan-rekannya, serta mempengaruhi kelangsungan karir Pink Floyd.

Berbagai insiden terjadi selama tur pertama Pink Floyd di Amerika Serikat, pada akhir tahun 1967. Dalam sebuah show di The Fillmore West Philadelphia, Barrett secara tiba-tiba merubah setelan gitarnya saat memainkan lagu “Interstellar Overdrive”. Alhasil personil lainnya jadi kebingungan, sedangkan penonton malah tidak sadar dan manganggap itu bagian dari aksi uniknya. Pada beberapa show-nya yang lain, Barrett kadang terlihat cuma memainkan satu nada kord saja di sepanjang konser. Bahkan ia pernah hanya berdiri diam mematung sekian lama di panggung, tidak menyanyi dan tidak juga memainkan gitarnya.

Kegilaan Barrett terus berlangsung di berbagai momen. Suatu kali sebelum naik pentas, ia iseng mencampur sebotol tablet Mandrax dengan krim rambut Brylcreem dalam jumlah banyak, dan menumpahkan semua ke atas kepalanya sendiri. Saat tampil bermain di bawah sorotan lampu, campuran aneh itu meleleh dan melumuri hampir seluruh bagian wajahnya.

Kekacauan juga pernah terjadi dalam sesi latihan Pink Floyd di studio. Barrett pernah datang membawa karya lagunya yang berjudul “Have You Got It Yet”, dan mengajak rekan-rekannya untuk berlatih lagu itu. Namun setiap kali memainkan lagu tersebut, ia selalu saja merubah-rubah kord-nya hingga bikin frustasi personil yang lain.

Sebenarnya ada banyak spekulasi mengenai kondisi mental Barrett saat itu. Beberapa percaya bahwa Barrett mengidap gangguan semacam skizofrenia. Sebagian lagi mengatakan Barrett terkena Asperger’s Syndrome, sebuah penyakit yang erat kaitannya dengan autis. Namun pada dasarnya kebiasaan Barrett yang sejak awal ’60-an sudah mengkonsumsi drugs itulah yang diyakini sebagai sumber utama dari gangguan tersebut.

Dari pengalaman berbagai insiden tersebut, Waters dkk akhirnya berasumsi kalau Barrett tidak bisa diajak tampil lagi ke depan publik. Tingkahnya memalukan dan berpotensi merusak imej serta karir Pink Floyd. Waters lalu coba menyewa David Gilmour, bekas teman sekolah Barret untuk dijadikan gitaris kedua. Cara ini musti diambil untuk mem-back up permainan dan perilaku Barrett yang sering berantakan di atas panggung. Metode ini relatif berhasil, Gilmour mampu bermain gitar dan menyanyi dengan baik menutupi ‘kegilaan’ Barrett, yang sebenarnya cuma disuruh berpura-pura ikut tampil di atas panggung.

Namun sejak konsernya di Southampton University pada bulan Januari 1968, Pink Floyd mulai meng-istirahatkan Barrett untuk sementara waktu. Rencana awalnya, Barrett sebagai penulis lagu utama akan tetap meneruskan tugasnya di Pink Floyd meski hanya pada proses pembuatan lagu dan sesi rekaman studio saja. Vonis ini sama seperti yang dialami leader grup band The Beach Boys, Brian Wilson, yang tidak pernah disertakan dalam konser, namun tetap aktif sebagai penulis lagu di band tersebut.

Barrett sebenarnya sudah merasa kalau ia mulai ‘diusir’ secara halus oleh teman-temannya. Ironisnya, Ia malah kerap datang ke sesi latihan Pink Floyd, dan selalu berharap diundang masuk. Bahkan ia pernah beberapa kali menonton langsung konser Pink Floyd tanpa keberadaan dirinya, sambil tertegun menyaksikan Gilmour yang tampil menggantikan posisinya.

Di tahun yang sama, Pink Floyd kembali ke studio untuk menyiapkan album keduanya. Sayang, kondisi kejiwaan Barrett yang labil justru makin menurunkan daya kreatifitasnya. Ia tercatat hanya menulis sedikit materi musik saat itu. Hanya satu lagu, “Jugband Blues”, yang masuk dalam materi album kedua “A Saucerful of Secrets” (1968). Sedangkan karyanya yang lain, “Apples and Oranges” hanya dijadikan singel, dan dua lagu lainnya, “Vegetable Man” serta “Scream Thy Last Scream” justru tidak ikut dirilis.

Kondisinya yang labil dan kontra-produktif itu akhirnya tidak bisa didiamkan oleh teman-temannya di band. Melihat tidak ada perkembangan yang kondusif dalam diri Barrett, akhirnya pada bulan Maret 1968 Waters dkk dengan sangat terpaksa menghentikan segala perannya, baik untuk sesi studio maupun konser. Itu sekaligus menjadi sebuah statemen resmi mengenai akhir karir Syd Barrett bersama Pink Floyd.

XXXXX

Semenjak diberhentikan dari Pink Floyd, Barrett mulai agak menjauhi publik. Nasibnya tidak kunjung membaik, dan masih sering tenggelam dalam buaian obat-obatan. Beruntung masih ada peluang dari pihak label EMI dan Harvest Records yang menawarinya untuk bersolo karir. Sebagai langkah awal, Barrett sempat merekam dua karya singel, “Octopus” dan “Golden Hair”, pada tahun 1969.

Karir solo Barrett mulai menampakkan hasil. Pada tahun 1970, ia akhirnya berhasil merilis dua buah rekaman solo, “The Madcap Laughs” dan “Barrett”. Kebanyakan materi musik di dua album tersebut berasal dari masa-masa produktifnya ketika masih bersama Pink Floyd di periode 1966 – 1967. Bahkan personil Pink Floyd pun masih ikut terlibat membantu proses album solo Syd Barrett tersebut.

Album pertamanya, “The Madcaps Laughs”, direkam dalam dua sesi yang berbeda di studio Abbey Road. Sesi pertama (Mei – Juni 1968) diproduseri oleh Petter Jenner dan Malcolm Jones, sedangkan sesi kedua (April – Juli 1969) diproduseri oleh David Gilmour dan Roger Waters. Beberapa track di album tersebut juga dibantu oleh personil band Soft Machine.

“The Madcaps Laughs” dianggap sangat menggambarkan kerapuhan pribadi Barrett. Album ini berisi formula musik yang sensitif, sangat beresiko dan banyak mengeksploitasi instabilitas Barrett di setiap nada dan liriknya. Sebagian kritikus berpendapat “The Madcaps Laughs” adalah album yang paling gila dan terbaik yang pernah direkam oleh Barret. Salah satu singel-nya yang paling terkenal dari album ini adalah lagu “Dark Globe”.

Album keduanya, “Barrett”, dikerjakan secara sporadis sejak bulan Februari sampai dengan Juli 1970. Rilisan yang diproduseri David Gilmour ini relatif lebih aman dan cenderung rapi secara musikal. Struktur lagunya lebih tertata serta memiliki pola musik rock progresif yang standar. Di album ini, Barrett kembali mengajak musisi yang tidak terlalu asing baginya; David Gilmour (bass), Richard Wright (keyboard), serta drummer Jerry Shirley dari grup band Humble Pie.

Pada tahun 1974, kedua album solonya itu sempat dirilis ulang dalam sebuah paket boxset yang dikasih titel “Syd Barrett”. Lewat karya-karyanya yang berformat akustik, Barrett sempat disebut sebagai musisi psikedelik folk yang pertama.

Meski sudah merilis dua album yang lumayan bagus, tercatat hanya sedikit sekali aktifitas Barrett di luar studio selama kurun waktu 1968 – 1972. Pada tanggal 24 Februari 1970, ia sempat tampil dalam program Top Gear di radio BBC yang diasuh oleh (almarhum) John Peel. Pada acara itu Barrett memainkan lima karya lagu dengan dibantu oleh David Gilmour dan Jerry Shirley sebagai musisi tambahan.

Lalu pada tanggal 6 Juni 1970, Barrett diundang tampil dalam event Music and Fashion Festival di Olympia Exhibition Hall, London. Dua sobatnya, Gilmour dan Shirley, juga ikut tampil dalam satu-satunya konser Barret di sepanjang karir solonya itu. Di sana mereka hanya bermain kurang dari 30 menit dalam kualitas sound yang buruk. Ketika sampai di lagu ke-empat, Barrett mulai kesal hingga tanpa diduga ia langsung menaruh gitarnya begitu saja dan segera angkat kaki meninggalkan panggung.

Pada bulan Januari 1971, Barrett kembali diundang oleh stasiun radio BBC. Ia sempat merekam tiga lagu dan itu menjadi penampilan terakhirnya bagi publik. Sejak itu, Barrett tampaknya sudah kehilangan gairah dalam bermusik, baik dalam berkarya di studio maupun tampil di atas panggung.

Pada tahun 1974, Peter Jenner sempat membujuk Barrett untuk kembali ke studio dan menyiapkan rilisannya. Namun sesi rekaman di studio Abbey Road itu hanya bertahan tiga hari saja, dan cuma menghasilkan satu karya lagu berjudul “If You Go, Don’t Be Slow” yang berkualitas buruk. Ketika itu Barret masih larut dalam lingkaran obat-obatan yang makin berdampak serius pada stabilitas emosinya. Puncaknya, Barrett menyerang salah seorang staf studio rekaman di sana. Akibatnya, para musisi player merasa terancam dan tidak nyaman bekerja. Mereka akhirnya menolak untuk terlibat dalam proses rekaman tersebut. Otomatis materi album ketiga Barrett tidak kunjung selesai. Merasa gagal menemukan kembali gairah bermusiknya, akhirnya Barret menyerah dan bertekad benar-benar pergi dari industri musik untuk selamanya.

XXXXX

Barrett lalu memilih untuk mengasingkan dirinya. Ia tidak pernah muncul atau berbicara di depan publik. Sementara karir rekan-rekannya di Pink Floyd justru makin menanjak buah sukses dari album fenomenal “The Dark Side of The Moon” (1973). Dalam biografinya yang ditulis oleh Tim Willis di buku berjudul “Madcap ; The Half-life of Syd Barrett, Pink Floyd’s Lost Genius” (Short Books, 2002), Barrett mengaku kembali menggunakan nama aslinya, Roger dan tinggal di basement rumah ibunya di Cambridge.

Aktifitas utamanya saat itu adalah melukis sambil sesekali mendengarkan musik favorit dari The Rolling Stones, Booker T & The MG’s dan sejumlah komposer klasik kesukaannya. Ia pun makin tertutup dan misterius. Satu-satunya yang menghubungkan Barrett dengan dunia luar adalah Rosemary, saudara perempuannya yang kebetulan tinggal berdekatan.

Menurut sumber yang pernah diberitakan. “Syd tidak mau berhubungan dengan siapapun, dan apapun juga. Hampir tidak mungkin untuk bisa bertatap muka atau berbicara dengannya Ia betah di dalam kamar bersama koleksi lukisan dan puluhan gitarnya. Duduk menonton televisi seharian, dan menjadi gemuk.”

Uniknya, cukup banyak fans dan pers yang sengaja datang ke Cambridge untuk mencoba bertemu sekaligus mencari tahu kondisi terakhirnya. Kehidupan Barrett di masa pensiun masih menarik minat publik dan selalu menjadi santapan media. Selama kurun waktu tahun 80-an, berbagai berita dan foto-foto Barrett berhasil dimuat di sejumlah media. Hampir semua foto tersebut adalah hasil jepretan paparazi ketika Barrett sedang berjalan kaki atau bersepeda di luar rumah.

Barrett menyerahkan seluruh hak royalti albumnya kepada pihak label rekaman untuk mengurusnya. Hingga akhir hidupnya Barrett masih menerima pemasukan royalti dari sejumlah karyanya, termasuk album live dan kompilasi Pink Floyd yang menyertakan lagu-lagu ciptaannya. Barrett sendiri sebenarnya tidak terlalu senang untuk mengingat masa lalunya sebagai musisi, apalagi semenjak anggota Pink Floyd sudah tidak pernah lagi berkomunikasi secara langsung dengannya.

Dalam suatu kesempatan wawancara, Barrett menyatakan kalau ia tidak pernah lagi mendengarkan musik Pink Floyd selepas ia tidak di sana. Meski kemudian diberitakan bahwa Barrett masih antusias menonton dokumenter yang dibuat oleh stasiun BBC mengenai dirinya. Menurut saudara perempuannya, ia tampak sangat menikmati saat menyaksikan dirinya memainkan lagu “See Emily Play” di video dokumenter tersebut.

XXXXX

Memang ada fakta yang tidak dapat disembunyikan kalau sosok Barrett itu masih mengusik benak Waters dkk, serta memberi pengaruh yang kuat pada penciptaan karya Pink Floyd berikutnya. Bayangan jiwa Barrett beserta gangguan mentalnya diakui oleh para personil Pink Floyd jadi inspirasi pada materi tiga album tersukses mereka, “Dark Side of The Moon” (1973), “Wish You Were Here” (1975) dan “The Wall” (1979).

Waters mengambil sisi neurotik dan kondisi mental Barrett sebagai inspirasi utama ketika menggarap “Dark Side of The Moon”. Bahkan album “Wish You Were Here” memang dibuat khusus sebagai penghargaan dan rasa rindu mereka terhadap Barrett. Lagu “Shine On You Crazy Diamond” yang jadi track pembuka dan penutup di album itu merupakan syair yang mengingatkan Waters dkk kepada talenta mantan leader mereka. Begitu juga dalam video “The Wall” (1982), karakter utama Pink juga diakui Waters banyak diadaptasi dari perilaku dan kepribadian Barrett ketika masih bersama di Pink Floyd.

Barrett juga sempat menjadi subyek utama dalam karya lagu The Television Personalities yang berjudul “I Know Where Syd Barret Lives” di album “And Don’t The Kids Love It” (1978). Mereka sempat menjadi opening act dalam tur promo “About Face”-nya David Gilmour di awal 80-an. Dalam salah satu show-nya, vokalis band itu justru berbuat ulah dengan membacakan alamat rumah Barrett kepada ribuan penonton yang hadir saat itu. Aksi tersebut sempat menuai kontroversi hingga akhirnya Gilmour geram dan mencoretnya dari list band pembuka di show berikutnya.

Sebenarnya industri musik masih menaruh kepercayaan dan harapan terhadap karya-karya Barret. Pada tahun 1988 EMI Records merilis “Opel”, sebuah album yang berisi unreleased songs selama kurun waktu 1968 – 1970. Sebuah boxset berisi tiga album studio Barrett ditambah bonus track juga sempat dirilis dalam titel “Crazy Diamond” [1993]. Lalu pada tahun 2001, EMI Records merilis pula “The Best Of Syd Barrett ; Would You Miss Me?” yang untuk pertama kalinya memuat lagu “Bob Dylan Blues”, karya Barrett dari rekaman demo tape yang hampir 30 tahun disimpan oleh Gilmour.

Sebuah koleksi rekaman bootleg yang langka juga muncul dalam titel “Have You Got It Yet”. Rekaman kompilasi tersebut berisi 19 keping cakram berformat audio dan visual yang menampilkan berbagai versi liveshow Barrett, baik ketika ia bersama Pink Floyd maupun di karir solonya. Materi rilisan tersebut kebanyakan diambil dari sesi rekaman di stasiun BBC dan sejumlah konser kecil lainnya. Di salah satu kepingnya juga terdapat materi album ketiga Barrett yang belum sempat dirilis.

Kisah hidup Barrett, pribadinya yang paradoksal, dan karya-karya artistiknya selalu saja menarik perhatian kalangan publik. Ada empat buku penting yang menceritakan kisah kehidupan dan karir Syd Barrett, yaitu Lost In The Woods ; Syd Barrett and The Pink Floyd karya Julian Palacios (Boxtree, 1997), Saucerful of Secrets ; The Pink Floyd’s Odissey karya Nicholas Schaffner (Delta, 1991), Crazy Diamond ; Syd Barrett and The Dawn of Pink Floyd karya Mike Watkinson dan Pete Anderson, serta Madcap ; The Half-life of Syd Barrett, Pink Floyd’s Lost Genius, karya Tim Willis (Short Books, 2002).

Pada bulan Oktober 2002, The Observer memuat biografi dan wawancara lengkap tentang kehidupan Barrett dalam artikel panjang yang berjudul “You Shone Like The Sun”. Tehnologi internet juga ikut mencatat berbagai kisah epik perjalanan Syd Barrett. Meskipun Barrett tidak memiliki official website, namun para penggemar fanatiknya telah membuat fansite yang lumayan komplit dan up-to-dated tentang segala kisah, berita dan detil karya-karyanya bagi semua fans Barrett di penjuru dunia.

XXXXX

Pada hari Jum’at, 7 Juli 2006, mendadak muncul kabar bahwa Syd Barrett meninggal dunia akibat komplikasi diabetes di usia 60 tahun. Hari itu menjadi akhir hidup dari seorang pria yang ikut melahirkan bahkan memberi nama Pink Floyd, salah satu grup band sekaligus brand hebat dalam sejarah musik rock dunia.

Jika kita mau menyadari, sebenarnya dunia sudah sekian lama kehilangan seorang Syd Barrett. Tepatnya sejak tahun 1973, ketika Barrett memilih untuk menjauh dari kehidupan bermusik, mengasingkan diri, serta tidak mau berbicara lagi kepada publik. Persis seperti yang terkabarkan dalam artikel kematian Barrett di internet ; “In truth, he was gone long ago. Still, Barrett’s death feels like another significant nail in the coffin of rock & roll’s free-spiritedness – a loss that transcends his actual recorded output.”

Setelah berita kematian Barrett, seorang penyiar BBC Radio 2, Bob Harris, berkomentar, “Saya selalu percaya semangat Syd akan selalu hidup dalam Pink Floyd, dan pada apapun yang dilakukan oleh personilnya sekarang.” Sedangkan Graham Coxon sempat menuliskan komentarnya untuk album kompilasi yang dirilis sebagai penghargaan bagi Barrett di tahun 2001, “Ada sebagian (sifat) dari Syd di dalam diri setiap orang…” Ujar gitaris Blur tersebut. “Yaitu perasan sensitif dan keterbukaannya…”

XXXXX

Tak bisa dipungkiri jika pesona dan karya Syd Barrett sudah terlanjur menginspirasi banyak musisi, mulai dari Paul McCartney, Pete Townsend, Jimmy Page, David Bowie hingga Brian Eno. Begitu juga warisannya kepada generasi rock selanjutnya macam R.E.M, Pearl Jam, The Flaming Lips, Primal Scream atau Tool yang juga mengaku sangat terinspirasi oleh karya-karya artistik yang pernah dihasilkan Barrett.

David Bowie yang mengkover lagu “See Emily Play” untuk albumnya, “Pin Ups” (1973), sempat mengatakan, “Saya tidak bisa melukiskan kesedihan yang saya rasakan saat ini. Syd adalah inspirasi utama saya. Saya pernah nonton penampilan panggungnya beberapa kali di tahun 60-an, dan itu selalu membekas di pikiran saya. Dia sangat kharismatik dan benar-benar seorang penulis lagu yang orisinil. Karya-karyanya ikut mempengaruhi kreatifitas saya. Penyesalan terbesar saya saat ini adalah belum sempat mengenalnya [secara lebih personal].”

Kevin Ayers dari grup band Soft Machine menulis “Oh Wot A Dream” sebagai ucapan terima kasih setelah Barrett mau mengisi gitar pada lagu Ayers yang berjudul “Singing a Song In The Morning”. Robin Hitchcock juga membuat lagu “The Man Who Invented Himself” dan “(Feels Like) 1974” yang ditujukan khusus bagi Syd Barrett. Dalam karirnya, Hitchcock memang sering memainkan karya musik Barrett, baik secara live maupun di album-album rekamannya. Bahkan band punk rock, The Damned justru pernah menawari Barrett untuk menjadi produser bagi album kedua mereka.

Sudah cukup banyak musisi yang pernah mengkover karya lagu Barrett. Seperti lagu “Dark Globe” pernah dikover oleh R.E.M, Soundgarden, Lost and Profound, dan juga Placebo. Smashing Pumpkins sempat memainkan “Terrapin”. Gary Lucas dan Voivod mengusung nomor “Astronomy Domine” dalam versi mereka. “Scarecrow” juga pernah dibuat dalam versi lain oleh RX, kelompok industrial yang dimotori Kevin Ogilvie dan Martin Atkins. Pentolan grup band At The Drive In dan The Mars Volta sempat membawakan “Take Up Thy Stethoscope and Walk”. Slowdive kebagian jatah lagu “Golden Hairs”, sebuah versi dari puisi James Joyce yang mereka masukan dalam album “Holding Our Breath”. Phish seringkali mengusung beberapa karya Barrett di panggung, antara lain “Love You”, “Terrapin”, “Baby Lemonade”, “It’s No Good trying” dan “Bike”. Belum lagi musisi lain seperti Marc Bolan, The Jesus and Mary Chains, Robert Smith (The Cure), Johnny Marr (The Smiths), The Libertines, Mercury Rev, The Melvins, Dream Theatre, serta masih banyak lagi.

Bahkan aktor kawakan Johnny Depp memiliki obsesi yang ia sampaikan dalam sebuah wawancara di tahun 2005, “Ketika saya remaja, saya bermimpi ingin menjadi seorang gitaris rock n’ roll. Dan untuk saat ini, saya rasa sebuah film tentang kisah Syd Barrett akan menjadi ide yang baik!”

Waters dkk menyiapkan “Shine On You Crazy Diamond” dan “Wish You Were Here” untuk mengiringi kepergian sobatnya itu. Sebuah ‘epitaph’ juga seperti sudah disiapkan sendiri oleh Barrett sejak ia menulis lagu “Dark Globe (Wouldn’t You Miss Me?)”. Semua bisa mendengar suara vokal Syd Barrett yang rapuh dan emosional saat menyenandungkan bait-bait liriknya,

“My head kissed the ground, I was half the way down, Treading the sand, Please, please, please lift a hand, I’m only a person with Eskimo chain, I tattooed my brain all the way, Won’t you miss me?, Wouldn’t you miss me at all?…”

XXXXX

Semua orang mungkin tidak akan pernah melupakan satu-satunya konser reuni Pink Floyd di era milenium. Pada tanggal 2 Juli 2005, untuk pertama kalinya setelah 24 tahun, kubu Roger Waters dan kubu Pink Floyd [David Gilmour dkk] mau rujuk dan tampil bersama di Live 8 Concert, Hyde Parks London. Dalam konser bersejarah itu, sesaat sebelum menyanyikan lagu “Wish You Were Here”, Waters sempat bilang kepada ribuan penonton di sana, “Sangat emosional sekali bisa berdiri di lapangan ini bersama ketiga rekan saya setelah sekian lama. Anyway, kami melakukannya untuk orang-orang yang sedang tidak berada di tempat ini, dan tentunya…untuk Syd!”

“Everyone is supposed to have fun when they’re young. 
I don’t know why, but I never did.” – Syd Barret.

Kesimpulan

Dari kutipan Syd di atas menunjukan kepada kita para pemuda yang harusnya merasakan bahagia dan bersenang senang di masa muda, tapi dia tidak merasakan hal tersebut karena kecanduan terhadap psikotropika. Sebaiknya kita para pemuda lebih bisa memanfaatkan waktu kita sebaik baiknya, bayangkan jika di masa muda Syd tidak pernah menyentuh narkoba mungkin sekarang dia menjadi musisi yang di segani segala penjuru dunia.

Sumber : https://sesikopipait.wordpress.com/ dan Ditulis oleh Samack, disadur dari berbagai sumber. Artikel ini sebelumnya dimuat pada Rock & Roll Magazine issue #1 dengan judul “Syd Barrett; Sang Berlian Sinting Yang Bertangan Midas”.

Varian Sepeda

Agan tentu sudah tau dong yang namanya sepeda. Bahkan mungkin agan pernah mengendarai sepeda. Tapi mungkin saja agan belum tau berapa banyak varian sepeda yang ada di bumi kita ini.


Sepeda adalah kendaraan beroda dua atau tiga, mempunyai setang, tempat duduk, dan sepasang pengayuh yang digerakkan kaki untuk menjalankannya.

Seperti ditulis Ensiklopedia Columbia, nenek moyang sepeda diperkirakan berasal dari Perancis. Menurut kabar sejarah, negeri itu sudah sejak awal abad ke-18 mengenal alat transportasi roda dua yang dinamai velocipede. Bertahun-tahun, velocipede menjadi satu-satunya istilah yang merujuk hasil rancang bangun kendaraan dua roda.

Yang pasti, konstruksinya belum mengenal besi. Modelnya pun masih sangat "primitif". Ada yang bilang tanpa pedal tongkat itu (tatocipede) bisa bergerak tapi bagaimana? Rick Boneshaker akan menjawabnya. Katanya "Oh,ini jawabannya. Dua orang harus memutar engkol di sisi kanan dan kiri sepeda "primitif" tersebut dengan pedoman kecepatan mendekati 109 km/jam. Setelah itu, tatocipede akan bergerak sesuai kecepatan engkol berputar dengan urutan sebagai berikut: kiri,kanan,berputar,atas,depan,bawah,belakang,barat laut. Tidak sulit kan?"

Adalah seorang Jerman bernama Baron Karls Drais von Sauerbronn yang pantas dicatat sebagai salah seorang penyempurna velocipede. Tahun 1818, von Sauerbronn membuat alat transportasi roda dua untuk menunjang efisiensi kerjanya. Sebagai kepala pengawas hutan Baden, ia memang butuh sarana transportasi bermobilitas tinggi. Tapi, model yang dikembangkan tampaknya masih mendua, antara sepeda dan kereta kuda. Sehingga masyarakat menjuluki ciptaan sang Baron sebagai dandy horse.

Baru pada 1839, Kirkpatrick MacMillan, pandai besi kelahiran Skotlandia, membuatkan pedal khusus untuk sepeda. Tentu bukan mesin seperti yang dimiliki sepeda motor, tapi lebih mirip pendorong yang diaktifkan engkol, lewat gerakan turun-naik kaki mengayuh pedal. MacMillan pun sudah "berani" menghubungkan engkol tadi dengan tongkat kemudi (setang sederhana).

Sedangkan ensiklopedia Britannica.com mencatat upaya penyempurnaan penemu Perancis, Ernest Michaux pada 1855, dengan membuat pemberat engkol, hingga laju sepeda lebih stabil. Makin sempurna setelah orang Perancis lainnya, Pierre Lallement (1865) memperkuat roda dengan menambahkan lingkaran besi di sekelilingnya (sekarang dikenal sebagai pelek atau velg). Lallement juga yang memperkenalkan sepeda dengan roda depan lebih besar daripada roda belakang.

Namun kemajuan paling signifikan terjadi saat teknologi pembuatan baja berlubang ditemukan, menyusul kian bagusnya teknik penyambungan besi, serta penemuan karet sebagai bahan baku ban. Namun, faktor safety dan kenyamanan tetap belum terpecahkan. Karena teknologi suspensi (per dan sebagainya) belum ditemukan, goyangan dan guncangan sering membuat penunggangnya sakit pinggang. Setengah bercanda, masyarakat menjuluki sepeda Lallement sebagai boneshaker (penggoyang tulang).

Sehingga tidak heran jika di era 1880-an, sepeda tiga roda yang dianggap lebih aman buat wanita dan laki-laki yang kakinya terlalu pendek untuk mengayuh sepeda konvensional menjadi begitu populer. Trend sepeda roda dua kembali mendunia setelah berdirinya pabrik sepeda pertama di Coventry, Inggris pada 1885. Pabrik yang didirikan James Starley ini makin menemukan momentum setelah tahun 1888 John Dunlop menemukan teknologi ban angin. Laju sepeda pun tak lagi berguncang.

Penemuan lainnya, seperti rem, perbandingan gigi yang bisa diganti-ganti, rantai, setang yang bisa digerakkan, dan masih banyak lagi makin menambah daya tarik sepeda. Sejak itu, berjuta-juta orang mulai menjadikan sepeda sebagai alat transportasi, dengan Amerika dan Eropa sebagai pionirnya. Meski lambat laun, perannya mulai disingkirkan mobil dan sepeda motor, sepeda tetap punya pemerhati. Bahkan penggemarnya dikenal sangat fanatik.

Varian Sepeda 

A. Sepeda Gunung
Sepeda gunung, digunakan untuk lintasan off-road dengan rangka yang kuat, memiliki suspensi, dan kombinasi kecepatan sampai 27.

1. Hardtail
Source : sepeda.sportku.com
Hardtails dibuat untuk mengcover beberapa performance spectrum, dari kapasitas pemula hingga kendaraan balap kelas high-end .Dengan rancang bangun dan konfigurasi geometri yang disempurnakan beberapa tahun terakhir . ketika anda pembalap yang menyukai medan kasar namun datar , sepeda Hartail ini bisa dijadikan senjata yang cukup  handal.bahkan ketika menghadapi medan yang kebanyakan kasar sedikit bergelombang sebagian halus seperti aspal , sebuah sepeda Hartail akan bekerja sangat baik untuk anda

2. Sepeda Cross-country trail
Source : www.specialized.com
Sepeda Cross-country trail adalah sarana berkendara yang cukup baik untuk menghadapi berbagai karakteristik jalur semi extreem. Mereka mealui tanjakan cukup baik dan mengatasi berbagai medan dengan kenyamanan serta efisiensi sangat tinggi . Dengan menggunakan travel antara 4 hingga 5 inch (10 sampai 13 cm ) 5 inch telah menjadi standard.

3. Sepeda All-Mountain
Source : bikelifestyle.wordpress.com


Apabila anda akan menaklukkan tebing sebuah pegunungan ,kemudian menghadapi jalur menurun cukup ekstrim , gunakan sepeda jenis ini. Bandingkan dengan geometri sebuah trail bike, sepeda aal mountain lebih nyaman dalan geometri dan dengan posisi berat badan agak kebelakang akan memberikan stabilitas jauh lebih besar pada medan curam dan kasar. Travel yang digunakan sekitar 6 inchi. sepeda all mountain dapat mengatasi berbagai perkerjaan ringan , dan mereka benar-benar sangat unggul dipakai pada berbagai medan terjal yang alami . berkerja sangat baik untuk para Down hiller dan freerider yang ingin menaklukkan berbagai jalur.


4. Sepeda Freeride
Source : www.gowes.org
Untuk para pengedara sepeda yang lebih ekstrim , dengan travel lebih serta kwalifikasi durabilitas untuk heavy-duty yang cukup baik untuk berbagai medan liar dan pendaratan pada medan kasar. Tepatnya dengan kecepatan rendah akan membantu anda untuk mengatasi berbagai tikungan tajan dan jalur cukup sempit.Travel dimulai pada 6 inchi (15 cm) dan akan berada diatasnya setela itu. Beberapa pengendara sepeda Freeride biasanga menggunakan dual front rings jadi hanya pedaling dari pada sekedar penekanan , untuk mencapai puncak.

5. Sepeda Downhill
www.kaskus.co.id
Para pembalap Downhill sangat menyukai ini , bagaikan mengalir menuruni lembah terkadang melewati jalur terjal . Mereka sangat sempurna untuk pengendara yang menyukai kecepatan bukan kekerasan dan jumping mendaran menggunakan ban belakang bukan pendaratan datar.Tentusaja memerlukan sebuah sprint untuk melompati sebuah gap , akan tetapi kita harus berfikir dua kali untuk mengatasi tanjakan sepanjang 10 mil (16 km).frame yang kekar dengan 7 inchi atau lebih (18+ cm) dari travel untuk mengatasi kecepatan dengan baik dan dapat bertahan hingga masuk podium , akan tetapi mereka kurang bisa bertahan cukup baik untuk track yang dibangun utnk freeride, masalahnya orang kurang paham untuk membedakan sepeda freeride dan down hill.

6. Dirt Jump Hardtail
dirt jumping
Source : www.sepedaan.co.id
Dirt-jump hardtails—yang merupakan sepupu dari XC hardtails—yang didesaain jauh lebih kekar dan bandel,dan mereka memiliki travel lebih kedepan bila dibandingkan dengan XC hardtails. Inilah sepeda yang khusus diciptakan untuk para dirt-jump varmints, urban cowboys, bikercross racer murni, dan para pump tracker.Untuk beberapa pengendara perkotaan , yang biasanya memiliki kendala dalam budged , sebuah dirt-jump hardtail hadir dengan harga yang cukup terjangkau , dan cukup serba guna bila dibandingkan dengan sepeda lainnya.

7. Slalom Suspension
Source : www.sepedaan.co.id
Dengan Slack geometry, travel dari 3 hingga 5 inchi (8 sampai 13 cm) , dan bottom bracket lebih rendah membuat suspensi slalom sepeda ini bagaikan melewati sebuah rel .Anda dapat mengorbankan kekekaran dan efisiensi melalu kelebihan sebuah hard-core dirt-jumping hardtails, akan tetapi meningkatkan traksi dan margin kesalahan tergolong cukup baik untuk seorang pembalap.
Tidak yakin apa yang didapat? lemparkan sebuah dart pada sebuah tabel yang ada di halaman tersebut.Dengan harapan , akan mengenai sasaran hampir tengah-tengah , mungkin itulah yang sempurna.Sebuah sepeda trail atau all mountain dengan travel 4 hingga 6 inchi (10 sampai 13 cm) akan melewati tanjakan sangat baik sejauh yang diinginkan , akan memperlakukan anda dengan cukup baik diberbagai jenis medan .Sepeda ini sangat adaptif .Apabila anda menghadapai tanjakan yang cukup curam , berjalan dengan stem pendek dan beban badan agak kedepan . Apabila anda lebih konsen dengan mendaki serta jangkauan yang lebih jauh dari pada medan terjal , ada baiknya menggunakan trial bike .anmun apabila menanjak dengan banyak medan berliku , bisa menggunakan sepeda dengan model all mountain.

8. Sepeda 29er
www.serba-sepeda.blogspot.com

B. Sepeda Onthel
Source : http://riyansomad.blogspot.com/
Sepeda yang sering dikendarai oleh masyarakat zaman dahulu hingga tahun 1970 ini, mulai tenar atau terkenal kembali karena pada tahun 2000an berkat kelangkaanya dan usianya. bahkan di berbagai desa - desa dan kota - kota mulai berbagai macam komunitasnya yang biasanya di sesuaikan dengan kostum kostum yang menarik.

C. Sepeda BMX
Source : jagoanharga.com
BMX atau singkatan dari Biycyle Moto Cross. Sebenarnya apabila di artikan cross berarti silang sama seperti sebuah lambang X. Sepeda ini biasa di gunakan untuk perlombaan, olahraga, dan freestyle.

D. Sepeda Lipat
Source : www.vivacycle.com

E. Sepeda Lowrider
fjb.kaskus.co.id


Sepeda Lowrider, sama dengan sepeda onthel sepeda ini sudah ada dari tahun 1960an yang populer di Amerika karena pada saat itu sedang musim-musimnya mobil lowrider. Sepeda yang cukup besar memiliki desain yang menarik ini menjadi populer bulan bulan ini.
F. Sepeda Tinggi
Source : life.viva.co.id
Sepeda tinggi, walaupun belum begitu terkenal, tapi sepeda tinggi ini mulai booming dengan adanya komunitas sepeda tinggi ini di jogja. Dilihar dari desainnya sepeda tinggi ini sepertinya enak digunakan untuk melihat pemandangan.

G. Sepeda Panjang
www.kaskus.co.id
Sama halnya dengan sepeda tinggi namun berbada pada posturnya saja.
Sumber : http://riyansomad.blogspot.com/

Evolusi Androin Dari Masa Ke Masa



1. Android 1.0 (Astro)
Evolusi Android Dari Masa ke Masa
Source : http://www.pusatgratis.com/

Sistem operasi Android yang pertama ialah Android 1.0, Smartphone pertama di dunia yang beruntung berjalan menggunakan Android adalah HTC Dream pada tanggan 22 Oktober 2008. Fitur yang disajikan Android 1.0 tidak sebanyak sekarang hanya kamera, WiFi, Bluetooth, folder, browser, notifikasi, voice dialing, YouTube, alarm clock, gallery, IM, media player dan Android Market.

2. Android 1.1 (Bender)
Evolusi Android Dari Masa ke Masa
Source : http://www.pusatgratis.com/
Setelah dirilisnya Android 1.0 keluarlah Android 1.1 pada tanggal 9 Maret 2009 dengan beberapa fitur yang diperbarui seperti jam alarm, voice search, pengiriman pesan dengan Gmail, dan pemberitahuan email. Tidak hanya itu saja, di Android 1.1 kamu bisa menyimpan pessan attachment.

3. Android 1.5 (Cupcake)
Evolusi Android Dari Masa ke Masa
Source : http://www.pusatgratis.com/
Hanya berselang 1 bulan tepatnya pertengahan Mei 2009 Google merilis Android 1.5 dengan codename Cupcake. Di sistem operasi ini kamu akan mendapatkan banyak hal yang baru seperti tampilan keyboard yang baru, widget yang bisa kamu pasang di home screen, merekam, mengupload video ke Youtube, mengupload gambar ke Picasa, Bluetooth A2DP, copy dan paste, auto-rotation, dan masih banyak lagi.

4. Android 1.6 (Donut)
Evolusi Android Dari Masa ke Masa
Source : http://www.pusatgratis.com/
Jika Android 1.1 dan Android 1.5 hanya berselang 1 bulan maka Android 1.5 dan Android 1.6 berselang 3 bulan yaitu pada bulan September, cepat bukan perkembangan Android? Di sistem operasi ini ada beberapa bugs yang telah fix dan juga penambahan fitur seperti pencarian dengan text dan audio yang telah dipercepat, support layar resolusi WVGA dengan ukuran hingga 800×480, CDMA/EVDA, VPN dan dial kontak.

5. Android 2.0/2.1 (Eclair)
Evolusi Android Dari Masa ke Masa
Source : http://www.pusatgratis.com/
Lagi-lagi hanya berselang 2 bulan tepat pada tanggal 3 Desember 2009 Android 2.0/2.1 yang bercodenamekan Ecalir muncul.Di Android 2.0 memberikan fitur sinkronisasi multiple akun, dukungan pertukaran email, Bluetooth 2.1, fitur baru dari kamera yaitu flash untuk kamera 3.2 MP, digital zoom, pembaruan Android keyboard, bisa mengakses HTML5, live wallpaper, tampilan dan juga optimasi kecepatan sistem operasi. Tidak lama setelah itu muncul Android 2.1 dengan codename yang serupa yaitu Eclair dengan beberapa bugs yang telah fix.

Dengan semakin berkembangnya sistem Android, Google mengadakan kompetisi killer apps dengan hadiah sebesar $25.000 atau Rp 240.000.000 bagi developer yang memenangi aplikasi mobile terbaik yang diadakan selama dua tahap, pertahap dipilih 50 aplikasi terbaik.
Evolusi Android Dari Masa ke Masa
Source : http://www.pusatgratis.com/

6. Android 2.2 (Froyo/Frozen Yogurt)
Evolusi Android Dari Masa ke Masa
Source : http://www.pusatgratis.com/

Android 2.2 dengan codename Froyo diluncurkan pada 20 Mei 2010. Perubahan-perubahan yang diterapkan adalah dukungan Adobe Flash 10.1, aplikasi dapat bekerja lebih cepat hingga 5 kali dari versi Android sebelumnya, browser dapat melakukan rendering JavaScript, aplikasi SD card, WiFi, auto update pada Android Market, layar support hingga 320 ppi, dan voice dialling menggunakan Bluetooth.

7. Android 2.3 (Ginger Bread)
Evolusi Android Dari Masa ke Masa
Source : http://www.pusatgratis.com/
7 bulan kemudian munculah Android 2.3 dengan codename Gingerbread. Perbuahan yang disajikan di Android ini sangatlah menarik diantaranya lebih kaya warna pada layar 1280×768 atau lebih, SIP Internet calls, support dual kamera, peningkatan fungsi copy dan paste, perubahan UI, Google Talk, peningkatan performa dan kinerja, dukungan Near Field Communication (NFC), efek audio baru seperti reverb, equalization, headphone virtualization, dan bass boost, dan masih banyak lagi.

8. Android 3.0/3.1 (HoneyComb)
Evolusi Android Dari Masa ke Masa
Source : http://www.pusatgratis.com/
Pada Mei 2011 Google merilis Android 3.x dengan codename Honeycomb yang dikususkan untuk perangkat tablet. Tentu akan lebih banya fitur yang diberikan pada versi ini karena dirancang untuk layar yang lebih besar, multi prosesor, dan grafik yang lebih tajam. Tampilan dari Android Honeycomb sangatlah keren berbeda dengan Android-Android sebelumnya. Di Indonesia Android Honeycomb dapat kamu nikmati di tablet Asus Eee Pad Transformer yang juga dirilis Mei 2011.

9. Android 4.0 (Ice Cream Sandwich)
Evolusi Android Dari Masa ke Masa
Source : http://www.pusatgratis.com/
Dirilis pada 19 Oktober 2011, Android 4.0 dengan nama codename Ice Cream Sandwich hadir dengan Ui yang sangat keren dan berkesan. Fitur baru yang diberikan oleh Ice Cream Sandwich ialah Holo Theme, Thumbnail pada Multitaskingnya, notifikasi yang lebih baik, lock yang keren, data usage, kamera yang lebih bagus, mencari email secara offline, dan NFC.

10. Android 4.1 (Jelly Bean)
Evolusi Android Dari Masa ke Masa
Source : http://www.pusatgratis.com/
Android Jelly Bean baru saja dirilis pada tanggal 27 Juni 2012 di konfrensi Google I/O lalu. Disini kamu akan melihat lebih banyak fitur yang diperbarui seperti tampilan yang lebih halus, performa yang lebih bagus, project butter, Input teks yang lebih peka, Google Now, Google Wallet, Bluetooth transfer data untuk Android Beam, voice search yang lebih cepat, dan masih banyak lagi. Android 4.1 pada debut pertamanya akan diluncurkan berpasangan dengan Asus Google Nexus 7.

11. Android 4.4 (KitKat)
Source : http://kaskushootthreads.blogspot.com/
Kehadiran android KitKat merupakan pelucuran produk OS anyar yang dilucurkan pada 4 september 2013, sebelumnya banyak kabar beredar jikalau android akan meluncurkan OS baru yang bernama Android Key Lime Pie namun setelah di analalisa tidak sesuai dengan ejaan orang umum, sehingga namanya diganti dengan OS Android KitKat yang sebagian besar orang sudah familiar dengan itu seperti yang dilangsing BBC dalam wawancaranya dengan John Lagerling selaku perwakilan dari google.

Sumber :
http://kaskushootthreads.blogspot.com/
http://www.pusatgratis.com/


Sikap Pemerintah Australia Terhadap Pengungsi

Hubungan diplomatik Pemerintah Indonesia dengan Australia, belakangan ini selalu diwarnai berbagai masalah. Setelah persoalan eksekusi mati dua warga Australia Andrew Chan dan Myuran Sukumaran membuat Canbera kalang kabut, kini Jakarta dibuat meradang dengan sikap Pemerintah Australia karena menolak puluhan “manusia perahu”. Jika hanya menolak saja, tak terlalu persoalan bagi kita. Tetapi yang menjadi Indonesia merah telinga, karena puluhan pencari suaka ke Australia itu diarahkan masuk kembali ke Indonesia daripada ke Australia. Sebelum itu, Indonesia sempat kecewa dan protes keras karena dimata-matai oleh Australia.

Seperti ramai diberitakan, pekan lalu juru bicara Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia mengatakan telah menerima informasi bahwa ada kapten dan enam awak kapal dibayar masing-masing 5 ribu dolar AS atau setara Rp66 juta oleh pejabat Australia. Kapten dan awak kapal itu disuruh membawa kembali para pencari suaka tersebut ke Indonesia melalui Kupang Nusa Tengara Timur.

Saat Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri sedang menyelidiki dugaan suap yang dilakukan pemerintah Australia tersebut, Direktur Regional UNHCR–Badan PBB untuk urusan pengungsi James Lynch memastikan bahwa Australia memang telah memberikan uang suap kepada kapten dan kru kapal yang membawa 65 pengungsi. Kepastian tersebut didapat pasca-UNHCR melakukan wawancara terhadap ke-65 pengungsi, dan juga Kapten serta kru kapal tersebut, di Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Berdasarkan pengakuan para pengungsi, mereka ditahan dalam kapal milik Bea dan Cukai Australia selama empat hari, sebelum mereka dimasukkan dalam dua kapal biru dan dibawa ke Indonesia. Sebelumnya, Perdana Menteri Australia Tony Abbott enggan berkomentar banyak mengenai hal ini, namun secara tersirat dirinya mendukung apa yang dilakukan oleh para pejabat di imigrasi Australia tersebut. Sebenarnya sikap Australia menolak para imigran masuk ke negaranya sudah beberapa kali. Itu sebabnya, ketika Pemerintah Indonesia menawarkan kerja sama penanganan imigran tujuan Australia yang transit di Indonesia, selalu ditolak dengan berbagai alasan.

Terkait imigran tujuan Australia dikembalikan kembali ke Indonesia, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi telah mempertanyakan hal ini kepada Duta Besar Australia untuk Indonesia Paul Grigson. Retno menyatakan, Grigson berjanji akan menyampaikan pertanyaannya ke pemerintah pusat di Canbera, dan akan segera memberi jawaban.

Apa yang dilakukan Pemerintah Australia yang menolak kedatangan imigran, sangat mengkhawatirkan karena di dalam kapal terdapat anak-anak dan ibu hamil. Para imigran merupakan pencari suaka yang rata-rata berasal dari Bangladesh. Memang, Indonesia sendiri meskipun tidak menjadi anggota reffugee convention, namun akan tetap menerima para imigran karena menganggap ini masalah kemanusiaan.

Banyak negara-negara Timur Tengah yang sedang dilanda konflik dalam negeri, seperti Iran, Irak, Syria dan Afganistan warganya mencari suaka ke Australia. Mereka melarikan diri dari negaranya hanya dengan menggunakan sebuah perahu dan bekal makanan seadanya. Indonesia sendiri, karena mayoritas penduduknya Muslim, telah menjadi tujuan tersendiri bagi pengungsi suku Muslim Rohingya Myanmar yang tidak diakui di negaranya.

Jumlah pengungsi Rohingya di Indonesia yang ditempatkan di Aceh hingga saat ini telah mencapai 11.941 orang. Mereka kini masih dalam posisi menunggu untuk diverifikasi maupun menunggu masa penempatan ke negara ketiga. Sebab masalah imigran bukan masalah satu atau dua negara saja, melainkan sudah menjadi masalah regional bahkan internasional.

Karenanya kita berharap negara-negara lain turut menampung para imigran Rohingya tersebut dan tidak mengandalkan Indonesia semata dalam penyelesaiannya. Begitu juga terkait 65 pencari suaka yang mencoba mencapai Australia, yang terdiri dari 54 warga Sri Lanka, 10 orang Bangladesh dan satu pengungsi dari Myanmar, hendaknya Australia tidak menolaknya, apalagi “melempar” ke Indonesia. Sebagai dua negara bersahabat (Indonesia-Australia), sudah seyogyanya memang menerima para pencari suaka tersebut, terlebih dari 65 orang tersebut tiga di antaranya adalah anak-anak. Begitu pula sebagai sama-sama negara berdaulat, semestinya Australia juga turut merasakan apa yang dirasakan Pemerintah Indonesia dengan menampung ribuan pengungsi Rohingya.


Sumber : http://balitribune.co.id/2015/06/selalu-tidak-nyaman/

Masa Depan Sepakbola Indonesia

DPR Tunggu Jawaban Menpora Soal Masa Depan Sepak Bola Indonesia

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Komisi X DPR RI memanggil Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi, untuk membicarakan masa depan sepak bola Indonesia.

Ridwan Hisjam, Wakil Ketua Komisi X DPR RI, meminta kepada Imam Nahrawi hadir di kesempatan itu.

Pihaknya ingin mengetahui seperti apa langkah yang diambil oleh Politisi PKB itu setelah Indonesia disanksi oleh FIFA.

“Insya Allah, minggu depan mengundang menpora hadir. Saya harap bapak menpora hadir,” ujar Ridwan Hisjam dalam acara diskusi bertema Bola Tak Lagi Bundar di Jakarta Pusat, Sabtu (6/6/2015).

Ini bukan pemanggilan pertama yang dilayangkan kepada Imam Nahrawi. Menurut Ridwan, pihaknya telah melakukan dua kali pemanggilan. Namun, di kesempatan sebelumnya, Imam menolak hadir karena beralasan ada kegiatan.

Apabila, Imam tidak dapat memberikan jawaban yang jelas dan konkrit mengenai nasib masa depan sepak bola, maka kata Ridwan, anggota DPR RI dapat mengajukan Hak Interpelasi.

“Kalau kita ragu masa depan madesu (masa depan suram,-red), maka DPR menggunakan hak interpelasi untuk bertanya kepada pemerintah,” tutur Ridwan Hisjam.

Ridwan menjelaskan, hak interpelasi merupakan hak DPR untuk meminta keterangan kepada pemerintah mengenai kebijakan pemerintah yang penting dan strategi serta berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat.

“Cukup didukung 13 orang bisa bergulir. Saya menginginkan pemerintah mendukung Hak Interpelasi DPR,”katanya.


Sanksi FIFA: Masa depan timnas Indonesia 'makin suram'

Masa depan tim nasional sepak bola Indonesia dikhawatirkan makin terpuruk setelah FIFA memberikan sanksi berupa larangan berlaga di ajang internasional, kata seorang pengamat.

"Peringkat sepak bola Indonesia bakal turun terus, karena kita tidak bisa mengikuti turnamen dunia yang masuk agenda FIFA dan lainnya," kata pengamat sepak bola Andi Bachtiar Yusuf kepada wartawan BBC Indonesia, Heyder Affan, Minggu (31/05).

Menurutnya, sangat mungkin timnas Indonesia bisa berada di urutan paling bawah setelah sanksi FIFA itu turun. "Karena untuk menggelar uji coba (dengan negara lain) saja bakal susah."

Kementerian Pemuda dan olah raga meminta masyarakat tidak perlu meratapi secara berlebihan sanksi FIFA tersebut.

"Sanksi FIFA ini tak perlu diratapi secara berlebihan. Memang kita dihadapkan pada pilihan sulit, karena sementara waktu kita harus prihatin tidak bisa menyaksikan timnas dan klub yang tak bisa berlaga di ajang internasional," demikian rilis resmi Kementerian Pemuda dan olah raga, Minggu (31/05).

Indonesia dijatuhi sanksi larangan berkiprah di laga internasional, karena pemerintah Indonesia -melalui Kemenpora- dianggap telah mencampuri urusan internal PSSI.

Pertengahan April lalu, Kemenpora memberikan sanksi pembekuan kepengurusan PSSI karena dianggap tidak mentaati hasil rekomendasi Badan Olahraga profesional Indonesia (BOPI).

Rekomendasi itu menyatakan, PSSI dilarang menyertakan Arema Cronus dan Persebaya Surabaya dalam liga sepak bola karena adanya dualisme kepemimpinan.

Dalam perjalanannya, PSSI tetap mengizinkan Arema dan Persebaya bertanding, awal Maret 2015 lalu. Di sinilah, Kemenpora kemudian menulis surat peringatan pertama dan kedua kepada PSSI, tetapi tidak ditanggapi. Sanksi administrasi pun dikeluarkan berupa pembekuan PSSI.

Upayakan dialog dengan PSSI

FIFA menyatakan, mereka akan mencabut sanksi dan memulihkan keanggotaan PSSI apabila Indonesia memenuhi sejumlah syarat, diantaranya PSSI kembali diberi wewenang untuk mengelola urusannya secara independen.

Menurut pengamat sepak bola Andi Bachtiar Yusuf, pernyataan FIFA itu berarti Kemenpora harus mengoreksi surat keputusan pembekuan PSSI pimpinan La Nyalla.

"Itu 'kan berarti kepengurusan terakhir PSSI (yang dibekukan Kemenpora) yang tidak diakui itu. Pada akhirnya memang harus kembali ke PSSI," kata Andi Bachtiar.

Di sinilah, menurutnya, Kemenpora tetap perlu melakukan dialog dengan PSSI yang lama. "Kemenpora bisa apa, kalau tanpa PSSI. Mereka mau pakai wasit asing, tetap saja haeus melalui PSSI."

Tetapi usulan Andi Bachtiar ini sepertinya tidak ditanggapi positif oleh Kemenpora. .Kementerian Pemuda dan olah raga, menurut staf khusus Menpora, Zainul Munasichin, justru akan membekukan kepengurusan PSSI yang lama pimpinan La Nyalla.

Kemenpora juga akan membentuk pengurus sementara PSSI yang nantinya berperan menggelar kongres untuk memilih pengurus PSSI yang baru.

"Pengurus sementara PSSI ini nanti bertugas menyelenggarakan Kongres PSSI dan sekaligus menyiapkan turnamen dan kompetisi di Indonesia dengan sistem yang transaparan dan bersih," kata Zainul Munasichin kepada wartawan BBC Indonesia, Heyder Affan, Minggu (31/05).

BBC Indonesia telah mencoba menghubungi sejumlah pimpinan PSSI pimpinan La Nyalla melalui telepon genggamnya, tetapi belum mendapatkan tanggapan balik

Prestasi Indonesia di SEA GAMES

Prestasi Indonesia merosot di SEA GAMES 2015 Singapura

Bola.net - Merosotnya prestasi yang diraih kontingen Indonesia di SEA Games 2015 ini dinilai tak lepas dari buruknya tata kelola olahraga Indonesia. Karenanya, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) disebut wajib ikut bertanggung jawab terkait hal ini.

"Sejauh ini, Indonesia berada di posisi kelima dalam klasemen pengumpulan medali. Prestasi yang kurang bagus ini adalah hasil dari tata kelola olahraga yang kurang baik dari tahun ke tahun," ujar Koordinator Komunitas Suporter Olahraga Anti Korupsi (KoruPSSI), Partoba Pangaribuan.

"Dalam level Indonesia, dalam konteks pengelolaan olahraga nasional, ada lembaga Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) yang bertanggungjawab terhadap turunnya prestasi olahraga Indonesia," sambungnya.

Lebih lanjut, Partoba menyebut salah satu bukti buruknya pengelolaan olahraga Indonesia adalah adanya dugaan skandal korupsi di tubuh KONI.

Menurut Partoba, dari hasil audit BPK tahun 2013, ditemukan potensi dugaan korupsi pada dana bantuan sosial Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) untuk KONI. Dalam penelusurannya terhadap dokumen pengelolaan belanja bantuan sosial satker kantor pusat, KoruPSSI, menemukan bahwa KONI termasuk di antara lembaga yang belum menyampaikan laporan pertanggungjawaban.

Mendapat temuan seperti ini, Partoba dan KoruPSSI tak tinggal diam. Rabu (10/06) siang ini mereka melaporkan dugaan adanya korupsi ini ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ini merupakan laporan kedua mereka setelah awal pekan lalu melaporkan dugaan skandal korupsi PSSI.

"Kami yakin, KPK dapat mendukung perbaikan tata kelola olahraga Indonesia terutama menyelamatkan uang negara untuk mendukung olahraga Indonesia," harapnya.


"SEA Games saat ini menjadi momentum baik membersihkan olahraga dari korupsi, khususnya di KONI," tandasnya.

Sumber : bola.net

Indonesia Perlu Ada Perubahan Besar di SEA GAMES

KBRN, Surabaya : Pemerhati dunia olahraga Budi Haryono berharap ada perubahan yang cukup besar atas prestasi olahraga Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.

"Berkaca dari pelaksanaan ajang SEA Games 2015 di Singapura, tim merah putih masih belum masuk 3 besar. Padahal sebelum era reformasi, Indonesia bisa dikatakan sebagai macan Asia yang selalu disegani oleh lawan terutama di Asia Tenggara," kata Budi kepada RRI, Kamis (11/6/2015).

Sementara di ajang SEA Games tahun ini, lanjut Budi, Indonesia hanya menargetkan bisa masuk 3 besar

Dari catatan prestasi terbaik kontingen Indonesia saat menjadi tuan rumah ajang SEA Games 2011 di Jakarta Palembang yakni meraih gelar juara umum dengan torehan 136 medali emas.

Namun prestasi tersebut gagal terulang saat di SEA Games Myanmar dengan 65 emas bahkan Indonesia harus puas di posisi keempat.

Sumber : rri.co.id

Prestasi Indonesi di SEA GAMES dari masa ke masa

Sea Games 1995 Chiang Mai Thailand, Indonesia posisi kedua dengan 77 emas

1
Source : http://akusenang.com/
Sea Games 1997 Jakarta Indonesia, Indonesi Juara Umum dengan 194 emas
2
Source : http://akusenang.com/
Sea Games 1999 Bandar Seri Begawan Brunei Darusalam, Indonesia posisi ketiga dengan 44 emas
3
Source : http://akusenang.com/
Sea Games 2001 Kuala Lumpur Malaysia, Indonesia posisi ketiga dengan 72 emas
4
Source : http://akusenang.com/
Sea Games 2003 Honoi & Ho Chi Minh City, Indonesia posisi ketiga dengan 55 emas
5
Source : http://akusenang.com/
Sea Games Manila Filipina, Indonesia posisi kelima dengan 49 emas
6
Source : http://akusenang.com/
Sea Games 2007, Nakhon Ratchasima Thailand, Indonesia posisi keempat dengan 56 emas
Indonesia's Suryo Agung Wibowo celebrate
Source : http://akusenang.com/
Sea Games 2009, Vientiane Laos, Indonesia posisi ketiga dengan 43 emas
Pebulutangkis tunggal putra Indonesia, Sony Dwi Kuncoro, melakukan smes ke arah lawannya pebulutangkis Thailand Boonsak Ponsana saat pertandingan babak semifinal beregu putra Sea Games XXV Laos di  Hall Bulutangkis National Sports Complex,
Source : http://akusenang.com/
Sea Games 2011, Palembang dan Jakarta, Indonesia Juara umum dengan 182 emas
9
Source : http://akusenang.com/
Sea Games 2013, Naypyidaw Myanmar, Indonesia posisi keempat dengan 65 emas
10


Sumber : Source : http://akusenang.com/

Reffel Rere. Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

Muhammad Refel H
Lihat profil lengkapku

Total Pageviews

Copyright © 2012 Rere Share Template by : UrangkuraiPowered by Blogger.